Bisnis
Apindo Beberkan Alasan Sepuluh Pabrik Hengkang Dari Kabupaten Bogor
TODAY.ID | Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bogor mengungkapkan alasan dibalik hengkangnya 10 pabrik atau investor ke Jawa Timur.
Sebelumnya, ramai isu 10 investor pindah ke Jawa Timur karena diduga tidak mampu membayar gaji karyawan yang dinilai tinggi setiap bulannya.
Ketua DPK Apindo Kabupaten Bogor Alexander Frans mengatakan bahwa isu tersebut sudah ada sejak tiga tahun lalu.
“Tentu isu mereka (pabrik) ingin pindah ini sudah dari sejak tiga tahun lalu, mereka pasti mencari UMK yang terjangkau, yang bisa dibayar dengan jumlah produk yang bisa dijual,” kata Alexander, dikutip JabarNews.com dari Bogordaily.net, Kamis 9/2/2023).
Dia menjelaskan, tidak sedikit pabrik di Kabupaten Bogor yang juga ingin angkat kaki dari Kabupaten Bogor karena, kebijakan Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang tengah bermasalah dan menjadi polemik.
Kenaikan UMK, lanjut dia, yang hampir mencapai 70 pesen sejak 2015 – 2016. Kondisi itu berdampak buruk pada semua perusahaan padat karya sampai sekarang ini.
UMK 2023 di Kabupaten Bogor sendiri mencapai Rp4,5 juta atau naik sebesar 7,18 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp4,3 juta. Pihaknya menyebut, belum ada aturan yang melindungi para pengusaha untuk membuat mereka tetap bertahan.
“Belum ada aturan yang melindungi atau sebagai payung hukum pemerintah melindungi perusahaan padat karya, meski kami Apindo sudah pendekatan ke pemerintah daerah hingga pusat,” jelasnya.
Sementara Jawa Tengah, lanjut Alexander, menjadi pilihan untuk membuat pabrik baru. Besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2023 disana hanya sebesar Rp1,95 juta, sedangkan UMK tertinggi yakni di Kota Semarang sebesar Rp3,06 juta.
Meski demikian, tidak mudah bagi perusahaan untuk pindah termasuk ke Jateng. Selain rata-rata perusahaan muda, mereka juga perlu masuknya investasi untuk membuat pabrik baru.
“Selain itu angka penganggurannya kurang dibandingkan Jawa Barat termasuk Bogor, jadi kalau perusahaan itu pindah, tenaga kerjanya dimana? Kalau Bogor itu masih banyak yang nganggur, yang membutuhkan pekerjaan,” tandasnya.(*)