Daerah
Dedi Mulyadi Sebut Tata Ruang Jabar Semrawut, Revisi UU Harus Tuntas!
TODAY.ID, Bandung – Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi mengungkapkan kondisi tata ruang di Jawa Barat yang dinilainya kacau dan menjadi penyebab utama berbagai bencana, seperti banjir dan tanah longsor. Ia menegaskan bahwa jika aturan tata ruang tidak segera diperbaiki, maka bencana di Jawa Barat akan semakin parah.
Dalam sebuah video di akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi71, Dedi menyampaikan kekesalannya terhadap lambatnya proses revisi aturan tata ruang.
“Saya teriak-teriak ini nggak boleh, itu nggak boleh, tapi kalau di undang-undangnya dibolehkan, saya bisa apa? Mau sampai kapan dibiarkan begini?” ujar Dedi dengan nada geram.
Dedi meminta agar revisi undang-undang tata ruang dipercepat dan tidak harus menunggu hingga lima tahun, seperti yang disampaikan oleh stafnya.
“Kenapa lama? Saya yang akan turun tangan. Bisa nggak dalam satu tahun ini selesai?” tegasnya.
Dedi menyoroti bencana yang sudah terjadi di berbagai wilayah seperti Cianjur, Sukabumi, Pamanukan, dan Cirebon, yang menurutnya cukup menjadi alasan kuat untuk mempercepat perubahan aturan tata ruang.
“Bencana Cianjur, bencana Sukabumi, banjir di Pamanukan, banjir di Cirebon. Mau nunggu bencana lebih besar lagi?” serunya.
Selain itu, ia juga menyoroti masalah alih fungsi lahan yang tidak terkendali, seperti laut yang disertifikasi menjadi hak milik serta tanah perkebunan negara yang digunakan untuk tambang atau lahan parkir.
“Banyak orang berlagak ingin membangun Jawa Barat, tapi malah merusak,” tambahnya.
Dedi memastikan bahwa dalam masa kepemimpinannya, ia akan segera mengajukan revisi aturan tata ruang ke Kementerian ATR/BPN agar kebijakan lebih berpihak pada lingkungan dan mencegah bencana semakin parah di Jawa Barat.(*)