Daerah

Ratusan Pensiunan PNS di Karawang Tagih Uang yang Dikelola Korpri

Published

on

Ilustrasi dana pensiun PNS. (Foto: Istimewa)

TODAY.ID, Karawang – Ratusan pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Karawang menuntut kepada Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) setempat terkait pencairan uang pensiun atau yang dikenal dengan “kadeudeuh“.

Para pensiunan mempertanyakan keterlambatan pembayaran uang tersebut, yang seharusnya mereka terima setelah purna bakti.

Juhdiana, salah seorang mantan PNS di lingkungan Pemkab Karawang, mengungkapkan bahwa banyak di antara mereka yang sudah bertahun-tahun menunggu tanpa kepastian.

Menurut Juhdiana, selama masih aktif sebagai PNS, setiap pegawai diwajibkan menyetor iuran bulanan kepada Korpri. Setoran tersebut dimulai sejak seseorang menjadi PNS hingga masa pensiun tiba.

Sebagai bentuk kompensasi, setelah pensiun, setiap pegawai berhak menerima uang sebesar Rp14 juta yang berasal dari iuran mereka selama bertahun-tahun. Namun, sejumlah pensiunan dari tahun 2022 dan 2023 hingga kini belum menerima hak mereka.

Ilustrasi dana pensiun PNS. (Foto: Istimewa)

Pada Selasa (1/10), perwakilan pensiunan PNS tahun 2022 dan 2023 mendatangi kantor Korpri Karawang. Mereka berusaha mencari penjelasan mengenai keterlambatan pembayaran serta meminta kepastian kapan uang kadeudeuh yang menjadi hak mereka akan diberikan.

Mereka menyoroti ketidakadilan, mengingat ada beberapa PNS yang baru pensiun pada tahun ini sudah menerima pembayaran, sementara mereka yang lebih dulu pensiun masih menunggu.

Juhdiana menegaskan bahwa langkah ini bukanlah bentuk demonstrasi, melainkan audiensi yang bertujuan untuk mencari kejelasan dari pihak Korpri Karawang. Hingga saat ini, ia mencatat bahwa ada sekitar 700 pensiunan yang belum menerima uang tersebut.

“Kami telah menyelesaikan kewajiban kami sebagai ASN dengan iuran setiap bulan, kini saatnya Korpri menunaikan kewajiban mereka,” ujarnya.

Meski demikian, ketika dikonfirmasi, sejumlah pengurus Korpri Karawang memilih untuk tidak memberikan komentar mengenai situasi ini.(*)

Laman: 1 2

Exit mobile version