Nasional
KPK Periksa 20 Orang Saksi Kasus Dugaan Korupsi EDC BRI
TODAY.ID, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa 20 saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan mesin electronic data capture (EDC) BRI periode 2020–2024. Pemeriksaan ini melibatkan eks pejabat Bank BRI dan sejumlah petinggi perusahaan swasta.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, pada Kamis (17/7/2025).
“Pemeriksaan berlangsung di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta,” ujar Budi.
Salah satu saksi yang diperiksa adalah Indra Utoyo, mantan Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI. Turut diperiksa, George Filandouw, Direktur Utama PT Smartweb Indonesia Kreasi, dan Komisarisnya, Johannes Filandow.
KPK juga memeriksa Irni Palar (Country Manager PT Verifone Indonesia), Kintarwan Kusumo (Dirut PT Indopay Merchant Service), dan Lea Djamila Sriningsih (Direktur PT Qualita Indonesia).
Saksi lainnya yaitu Marshal Jahja (PT Mika Informatika Indonesia), Milken Jonathan (eks Business Strategy PT Datindo Infonet Prima 2016–2017), serta Rudy Suprayudi Kartadidjaja (Dirut Bringin Inti Teknologi) dan Silvana (Komisaris PT Jadin Pratama). Sabur Rachmad Darmadi, pensiunan BUMN, juga turut diperiksa.
Suherman yang diketahui menjabat sebagai Dirut di tiga perusahaan, termasuk PT Suna Karya Solusi, diperiksa bersama dua saksi dari pihak swasta, Nada Iriany dan R.D Juwita Suhesti.
Dari internal Bank BRI, KPK memeriksa Koes Hariyono (Kepala Divisi Legal) dan Syafri Rakhmat (Kepala Divisi Procurement and Logistic), serta dua mantan pegawai: Muhammad Yusuf dan Robi Priyadi.
Pemeriksaan juga menyasar pihak dari koperasi dan yayasan yang terafiliasi dengan BRI, yaitu Ramadhan Ahiruddin Hassan (Manajer Bisnis Koperasi Swakarya BRI) dan Riza Akmal (Wakil Ketua YKP BRI).
Dalam perkara dugaan korupsi EDC BRI ini, KPK telah menetapkan lima tersangka. Dari internal BRI, yaitu Catur Budi Harto (mantan Wakil Direktur Utama), Indra Utoyo (mantan Direktur Digital dan TI), dan Dedi Sunardi (SEVP Manajemen Aktiva dan Pengadaan).
Sementara dari pihak swasta, KPK menetapkan Rudi Suprayudi Kartadidjaja dan Elvizar sebagai tersangka.(*)