Nasional
Penjualan Online dan Grosir Disetop, Mendag Batasi Pembelian Minyak Goreng
TODAY.ID | Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengeluarkan kebijakan baru dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng rakyat atau MinyaKita di pasaran.
Salah satu kebijakan yang ia keluarkan, kata Zulkifli, salah satunya membatasi masyarakat dalam melakukan pembelian. Melalui kebijakan baru ini, masyarakat hanya diperbolehkan membeli sebanyak 2 liter atau 2 botol per hari per orang.
“Nanti dipasang, pembeli hanya bisa beli 2 liter atau 2 botol (per hari per orang),” ujar Zulkifli usai melepas ekspor produk usaha kecil dan menengah (UKM) di Bekasi, Jawa Barat, Jumat.
Di kesempatan tersebut, Zulkifli menegaskan, pembelian MinyaKita tak perlu menggunakan KTP sebagai syarat. Metode tersebut dianggap hanya membuat ribet. “Ya repot, repot (pakai KTP), dipasang itu saja sudah cukup,” tandas Zulkifli.
Selain itu, kata Zulkifli, pihaknya hanya memperbolehkan penjualan MinyaKita di pasar tradisional. Sementara penjualan melalui online hingga grosir akan dihentikan. Cara ini dianggap efektif untuk mencegah kelangkaan minyak goreng yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu tersebut.
“Jualan online kita stop, grosir kita stop, sekarang fokus ke pasar tradisional. Jadi kalau nyari MinyaKita ya ke pasar, karena itu kan untuk masyarakat yang ke bawah. Yang lain beli premium dong,” kata Zulkifli Hasan.
Diketahui, berdasarkan Surat Edaran No 3 Tahun 2023 tentang Penjualan Minyak Goreng Rakyat, pembelian MinyaKita hanya diperbolehkan 10 kilogram per orang dan per hari.
“Penjualan Minyak Goreng Rakyat oleh pengecer kepada konsumen paling banyak setara 10 kg (sepuluh kilogram) per orang per hari,” kata Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan.
Lebih lanjut, penjualan MinyaKita tidak boleh menggunakan mekanisme bundling atau dijual dengan produk lainnya.
“Penjualan Minyak Goreng Rakyat sebagaimana dimaksud dalam huruf a tidak diperkenankan menggunakan mekanisme bundling dengan produk lain,” ujar Kasan.
Surat edaran tersebut juga melarang pengecer untuk menjual MinyaKita lebih dari harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter. Produsen, distributor, sampai dengan pengecer harus mematuhi harga penjualan dalam negeri (domestic price obligation).(*)