Nasional
Polban Ciptakan Mesin Pencacah Sampah Organik Untuk Pakan Maggot
TODAY.ID, Bandung – Politeknik Bandung (Polban) sukses menciptakan mesin pencacah sampah organik untuk pakan maggot yang bisa mengolah hingga satu ton per hari.
Pembuatan mesin tersebut dilakukan dalam program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang bermitra dengan Gerakan Ekonomi Mandiri RT 04 RW 18 (GEMI0418), Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.
Penelitian yang berjudul ‘Pembuatan Mesin Pencacah Sampah Organik untuk Pakan Maggot’ itu dikerjakan oleh dosen yang dibantu oleh mahasiswa tingkat akhir dan tenaga ahli dari luar institusi Polban.
Penanggung jawab penelitian pembuatan mesin pencacah Riswanda mengatakan bahwa proses pembuatan mesin yang berbobot sekitar itu 175 Kg itu memakan waktu sekitar 3-4 bulan yang didanai langsung oleh Polban sebesar Rp22,5 juta.
Mesin pencacah, kata Riswanda, memiliki tenaga dua kwintal per jam, sehingga kalau misalnya satu hari lima jam itu bisa mencacah sekitar 1 ton. Meski begitu, dia mengakui bahwa ada kendala pada mesinnya yaitu masih menggunakan voltase kecil, sehingga kalau terdapat sampah keras masuk mesin bisa overload/panas.
“Alhamdulillah dengan segala upaya dan jerih payah kita, jadilah mesin. Sehingga kemarin di sambutan kepala dinas lingkungan hidup Cimahi pun sungguh apresiasinya luar biasa, karena sangat membantu sekali. Karena dalam satu usaha itu, satu ton sampah organik sehari itu luar biasa bisa mengurangi,” kata Riswanda kepada JabarNews.com, Senin (14/8/2023).
Oleh karena itu, dia mengaku, pihaknya telah menawarkan kepada Pemerintah Kota Cimahi melalui dinas lingkungan hidup untuk membuat mesin skala besar untuk menghancurkan segala sampah (tidak hanya sampah organik) dengan sekala besar.
Di sisi lain, Riswanda mengungkapkan bahwa mitra dalam penelitian ini bergerak di bidang usaha ekonomi dalam satu RT yang mengelola peternakan ikan Lele.
Peternakan Lele, lanjut dia, ternyata pakan menggunakan pelet itu boros artinya keuntungannya sangat minim. Kemudian mereka inisiatif dengan menggunakan ternak maggot yang memakan sampah organik.
“Bisa mengepul sampah organik dari dua RW sekitar, sehingga yang diharapkan dari mesin yang dibuat melalui proposal tersebut bisa mengelola sampah untuk pakan maggot itu satu ton sehari,” ungkapnya.
Riswanda menyebut, selama itu pula mereka mencacah sampahnya menggunakan manual, artinya mereka itu butuh mesin dan bantuan.
Atas dasar itu, Riswanda bersama timnya melakukan penelitian dan pembuatan mesin pencacah untuk bisa membantu kelompok usaha di bidang peternakan Lele tersebut.
“Harapan kami dengan adanya mesin yang kita buat melalui penelitian, bisa menyelesaikan masalah mereka,” tandasnya.(*)