Peristiwa

Ikan Mati Massal, DLH Tasikmalaya Soalkan Pencemaran TPA Ciangir

Published

on

Ikan mati di wilayah Tamansari dan Manonjaya. (Foto: Ist)

TODAY.ID, Tasikmalaya – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya melakukan pemantauan dampak lingkungan dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir yang dikeluhkan warga menyebabkan pencemaran sungai hingga ikan mati di wilayah Tamansari dan Manonjaya.

Plt Kepala DLH Kota Tasikmalaya, Hanafi, menyebut pihaknya terus memantau prosedur pengelolaan TPA serta dampaknya di lapangan.

“Semua prosedur sedang dipantau, termasuk dampaknya di lapangan,” kata Hanafi, Jumat (19/9/2025).

Plt Kepala UPTD Pengelola TPA Ciangir, Deni Indra, tidak menutup kemungkinan aktivitas TPA menjadi penyebab persoalan tersebut. Ia menyatakan pengelola kini tengah melakukan pembenahan.

“Kami akui ada dampak yang terjadi. Karena itu, kami sedang berbenah dan berniat bertemu warga untuk membicarakan solusi,” ucap Deni.

Ikan mati di wilayah Tamansari dan Manonjaya. (Foto: Ist)

Deni menambahkan, pihaknya sedang menyiapkan sistem filtrasi untuk mengurangi efek air lindi yang dituding sebagai sumber utama pencemaran.

Sejumlah warga menyampaikan keresahannya. Umar, warga Sinargalih, Kecamatan Tamansari, mengatakan air sungai dan kolam menjadi keruh hingga ikan-ikan mati.

“Kami hanya ingin air tetap bersih. Kalau sungai rusak, hidup kami juga ikut rusak,” tegas Umar.

Warga lainnya, Wawan, mendesak pemerintah segera bertindak. “Air sungai menghitam, ikan mati, kolam rusak, dan kehidupan masyarakat terganggu,” ujarnya.

Di wilayah Cibeber, Kecamatan Manonjaya, warga bernama Nadar mengaku melihat banyak ikan kecil mati di Sungai Cikembang.

Ikan mati di wilayah Tamansari dan Manonjaya. (Foto: Ist)

“Air yang biasanya jernih kini keruh pekat kehitaman. Banyak bangkai ikan mengapung. Tahun lalu tidak separah ini,” ungkapnya.

Masyarakat khawatir pencemaran akan menjalar ke kolam ikan maupun sumur warga yang selama ini menjadi sumber penghidupan sehari-hari.

“Airnya hitam sekali. Kami khawatir sampai ke sumur, takut gatal kalau dipakai,” tambah Nadar.

Aliran sungai di Tamansari dan Manonjaya selama ini dimanfaatkan warga untuk irigasi, perikanan, hingga kebutuhan domestik. Jika pencemaran tidak segera diatasi, warga khawatir kehilangan sumber utama penghidupan.(*)

Laman: 1 2 3

Exit mobile version