Peristiwa

Kasus TBC di Karawang Capai 3.633 Orang, Ini yang Dilakukan Dinkes

Published

on

Ilustrasi kasus TBC di Karawang. (Foto: Net)

TODAY.ID, Karawang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang melaporkan adanya 3.633 kasus tuberkulosis (TBC) yang tersebar di berbagai kecamatan di wilayah Karawang hingga kini.

Data ini mencatat kasus dari bulan Januari hingga April 2024, seperti yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Karawang, Yayuk Sri Rahayu.

Menurut Yayuk, kasus TBC di Karawang tersebar di banyak kecamatan, dengan jumlah kasus tertinggi di Kecamatan Cikampek, Karawang Barat, Karawang Timur, Kotabaru, Batujaya, Cibuaya, dan Rengasdengklok. “Ketujuh kecamatan tersebut mencatat jumlah kasus TBC terbanyak,” ujarnya.

Secara rinci, Kecamatan Cikampek memiliki 77 kasus, Karawang Barat 71 kasus, Kotabaru 67 kasus, Batujaya 58 kasus, Cibuaya 57 kasus, Karawang Timur 53 kasus, dan Rengasdengklok 52 kasus.

Penyakit TBC, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung, sesuai informasi dari akun resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Ilustrasi kasus TBC di Karawang. (Foto: Net)

Yayuk menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan berbagai upaya untuk menekan kasus tersebut. Sekretaris Daerah (Sekda) Karawang, Acep Jamhuri, menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menanggulangi penyakit ini sebagai bagian dari komitmen bersama.

“Langkah-langkah strategis dalam penanggulangan TBC di Karawang harus terus diperkuat, terutama karena Karawang menjadi salah satu prioritas utama pemerintah pusat untuk percepatan penanggulangan penyakit TBC,” kata Acep.

Acep juga menyoroti beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya menekan kasus TBC, termasuk peningkatan akses layanan TBC yang bermutu dan berpihak kepada pasien, intensifikasi upaya kesehatan, serta peningkatan peran multisektor dalam penanggulangan TBC.

“Penguatan sistem preventif, promotif, dan kuratif sangat diperlukan, serta keterlibatan semua pihak adalah kunci dalam membangun komitmen yang menyeluruh, bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan saja,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa TBC bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah ekonomi dan perilaku hidup sehat. Oleh karena itu, pihak terkait perlu memberikan edukasi dan monitoring kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mengenai pencegahan dan pengobatan TBC.(*)

Laman: 1 2

Exit mobile version