Peristiwa

Tawuran Antar Pelajar SD di Depok, Ini Respon Dinas P3AP2KB

Published

on

Ilustrasi tawuran pelajar SD. (Foto: Net)

TODAY.ID, Depok – Aksi tawuran yang melibatkan siswa dua sekolah dasar (SD) di Depok yang viral di media sosial memicu perhatian serius dari Pemerintah Kota Depok.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok, Nessi Annisa Handari, menyatakan pihaknya telah turun tangan menangani peristiwa tersebut.

Insiden tawuran antar pelajar yang melibatkan siswa SDN 5 dan SDN 8 Cilangkap ini terjadi pada Sabtu (10/5) dan terekam dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial.

Dalam video tersebut, tampak sekelompok siswa masih mengenakan seragam sekolah berlarian di lingkungan permukiman sambil membawa penggaris kayu panjang.

Menanggapi kejadian tersebut, Nessi menjelaskan bahwa DP3AP2KB telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok untuk menindaklanjuti masalah ini secara komprehensif.

Ilustrasi tawuran pelajar SD. (Foto: Net)

“Kami sudah menjalin komunikasi dengan Dinas Pendidikan. Beberapa pertemuan juga telah dilakukan bersama pihak sekolah,” ujarnya pada Rabu (14/5).

Lebih lanjut, Nessi mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemui langsung para siswa yang terlibat, pihak sekolah, serta orang tua mereka untuk memberikan edukasi.

“Kami memberikan edukasi kepada semua murid, baik yang terlibat langsung maupun yang tidak. Ini penting agar mereka paham dampak dari perilaku kekerasan,” katanya.

Tak hanya itu, DP3AP2KB juga memberikan pendampingan psikologis kepada para siswa.

“Kami khawatir peristiwa ini berdampak pada kondisi mental anak-anak. Oleh karena itu, pendampingan kami lakukan tidak hanya kepada siswa yang terlibat, tetapi juga kepada orang tuanya,” jelas Nessi.

Ilustrasi tawuran pelajar SD. (Foto: Net)

Nessi menegaskan bahwa peran orang tua sangat krusial dalam pembentukan perilaku anak.

“Keterlibatan keluarga dalam mendampingi anak menjadi sangat penting, apalagi dalam kasus seperti ini,” tambahnya.

Berdasarkan informasi yang diterima, Nessi menyebut tawuran itu dipicu oleh aksi saling mengejek antarsiswa. “Berawal dari saling ejek, akhirnya memicu konflik,” ujarnya.

Di sisi lain, setiap sekolah sebetulnya sudah memiliki Satuan Tugas Pencegahan Kekerasan yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan.

Nessi mengatakan pihaknya akan memperkuat koordinasi dengan satgas tersebut.

Ilustrasi tawuran pelajar SD. (Foto: Net)

“Kami akan mendorong satgas untuk meningkatkan pembinaan, pengawasan, dan membentuk ketahanan mental anak-anak agar menjauhi aksi kekerasan seperti ini,” pungkasnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pihak, termasuk sekolah dan orang tua, untuk lebih sigap dalam mencegah dan menangani perilaku kekerasan sejak usia dini.(*)

Laman: 1 2 3 4

Exit mobile version