Bisnis

ITLA Jabar Dukung Larangan Study Tour, Keamanan Siswa Jadi Prioritas

Published

on

ITLA dukung larangan study tour. (Foto: Ist)

TODAY.ID, Bandung – Presiden Indonesia Tour Leader Association (ITLA), Bob Moningka, mendukung kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang melarang study tour SMA/SMK ke luar kota. Ia menilai keputusan tersebut berdasarkan pada pertimbangan keamanan dan keselamatan siswa.

“Kegiatan study tour memiliki risiko tinggi jika pengelolaannya tidak dengan baik. Banyak kasus kecelakaan terjadi akibat kelalaian dalam perencanaan perjalanan,” kata Bob dalam acara Roadshow Trio Presiden ITLA dan Buka Bersama DPD ITLA Jabar di Ballroom Yello Hotel Bandung, Jumat (14/03/2025).

Ia menambahkan, kecelakaan yang melibatkan bus rombongan study tour kerap terjadi karena faktor seperti kelelahan sopir, kondisi kendaraan yang tidak prima, serta kurangnya persiapan dari pihak penyelenggara.

Bob mengungkapkan bahwa banyak sekolah yang kurang memperhatikan aspek keselamatan dalam merencanakan study tour. Mereka sering kali hanya berfokus pada biaya murah tanpa mempertimbangkan kualitas layanan perjalanan.

“Banyak sekolah lebih mengutamakan harga terjangkau daripada memilih penyedia layanan yang memiliki standar keselamatan tinggi. Ini sangat berbahaya,” ujarnya.

ITLA dukung larangan study tour. (Foto: Ist)

Selain itu, ia juga menyoroti kurangnya kompetensi tour leader dalam mendampingi perjalanan siswa. Menurutnya, seorang pemimpin perjalanan wisata memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan semua aspek perjalanan berjalan lancar.

Tour leader memiliki peran yang berbeda dari pramuwisata. Bob menjelaskan bahwa pramuwisata bertugas memberikan informasi dan edukasi kepada wisatawan, sementara tour leader bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan dari awal hingga akhir.

“Seorang tour leader harus memastikan perjalanan sesuai dengan program yang telah dibeli oleh konsumen. Mereka bertanggung jawab atas administrasi perjalanan, seperti pemesanan tiket, akomodasi, dan jadwal perjalanan,” jelas Bob.

Di luar negeri, peran tour leader sudah dapat pengakuan secara profesional. Namun, di Indonesia, pemahaman tentang profesi ini masih terbatas. Banyak pihak yang belum memahami perbedaan antara tour leader dan pramuwisata.

Pada kesempatan yang sama Ketua DPD ITLA Jawa Barat, Reggy Adriansjah Kartawidjaja mengemukakan pendapat senada bahwa pihaknya mendukung kebijakan Gubernur Jawa Barat. Larangan study tour terkait mempertimbangkan aspek keselamatan dan biaya. Ia menegaskan.

ITLA dukung larangan study tour. (Foto: Ist)

“Sebetulnya, study tour dapat menambah dan membuka wawasan siswa, tidak hanya mengenai tujuan pembelajaran itu sendiri, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyelenggaraan perjalanan kepada sekolah.”

Lebih lanjut, Reggy mengungkapkan bahwa kemungkinan yang dimaksud oleh Gubernur adalah kegiatan wisata yang berkedok study tour dengan biaya tinggi tetapi pelayanan tidak sesuai, sehingga merugikan siswa dan orang tua.

Ia menekankan pentingnya kejelasan dalam pernyataan tersebut agar tidak menimbulkan keresahan, terutama bagi para pelaku usaha.

“Ada baiknya statement tersebut diperjelas hingga tidak menimbulkan keresahan, utamanya bagi para pelaku usaha. Kami dari ITLA siap untuk dilibatkan sebagai konsultan perjalanan,” ujarnya.

Reggy menyarankan agar para pemangku kepentingan, melalui asosiasi terkait, duduk bersama untuk mencari solusi terbaik. Menurutnya, diperlukan standar operasional prosedur (SOP) dalam penyelenggaraan study tour.(*)

Laman: 1 2 3

Exit mobile version