Ikuti Kami:

Daerah

DPRD Jabar Soroti Masalah Pupuk Hingga Hama Tikus di Indramayu

Diterbitkan:

|

Ilustrasi hama tikus. (Foto: Net)

Keluhan lain yang mencuat adalah kuota pupuk yang tidak memadai. Data distribusi pupuk antara Pemerintah Kabupaten Indramayu dan PT Pupuk Indonesia disebut tidak sinkron, sehingga alokasi pupuk tidak sesuai dengan kebutuhan petani di lapangan.

“Dosis yang ideal untuk pupuk urea adalah 2,2 kuintal dan NPK 2,5 kuintal per hektar. Namun, kenyataannya petani hanya menerima sekitar 400 kg untuk urea dan 380 kg untuk NPK,” ujar Ono.

Baca Juga:  Waduh! 233 Ijazah Mahasiswa Stikom Bandung Dinyatakan Tidak Sah

Selain pupuk, masyarakat juga mengeluhkan proyek ring irrigation yang dinilai meninggalkan kerusakan pada saluran irigasi. Petani mengungkapkan kebutuhan akan perbaikan segera agar aliran air dapat berjalan lancar.

Baca Juga:  Pemprov Jabar Kirim 122 Ton Beras Untuk Korban Kekeringan Sukabumi

“Irigasi yang rusak akibat proyek membuat distribusi air terganggu, dan itu berdampak pada hasil panen,” tambahnya.

Hama tikus menjadi ancaman lain bagi para petani di Kecamatan Bangodua. Petani berharap pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap pengendalian hama yang selama ini kurang efektif.

Laman: 1 2 3