Ikuti Kami:

Peristiwa

Tahun 2023, Angka Perceraian di Kota Bandung Tembus 5.861 Kasus

Diterbitkan:

|

Ilustrasi kasus perceraian di Bandung. (Foto: Net)

Ketidakmampuan dalam berkomunikasi secara efektif sering kali menjadi pemicu perselisihan dalam rumah tangga. Di tengah kesibukan modern dan tekanan hidup, banyak pasangan di Kota Bandung cenderung kurang waktu untuk berkomunikasi secara mendalam. Kurangnya pemahaman dan kesalahpahaman antar pasangan yanh menumpuk dan muncul niat untuk bercerai.

Perbedaan dalam hal agama, budaya, atau latar belakang sosial dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan pernikahan. Misalnya, perbedaan cara pandang peran gender, pola asuh anak, atau kebiasaan sehari-hari dapat menyulitkan adaptasi antar pasangan. Hal ini  memperumit hubungan mereka dan memicu perceraian.

Baca Juga:  Sebuah Rumah di Tasikmalaya Jadi Gudang Penyimpanan Ribuan Botol Miras

Tingginya tingkat stres di Kota Bandung, baik dari tekanan pekerjaan maupun masalah  pribadi, dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang. Depresi, kecemasan, dan masalah psikologis lainnya dapat merusak hubungan pernikahan.

Perubahan nilai social atau perubahan pola pikir tentang gender, kebebasan individual  juga dapat berkontribusi pada tingginya angka perceraian di Kota Bandung. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi persepsi terhadap hubungan mereka. Jika tidak sejalan lagi mereke memilih untuk bercerai.

Baca Juga:  Rantis Brimob Tewaskan Pengemudi Ojol, Tujuh Polisi Jadi Tersangka

Atas dasar itu, penting bagi setiap  pasangan untuk menyadari potensi masalah yang dapat timbul dan berusaha menyelesaikan konflik. Setiap pasangan harus menjalin komunikasi dan menanamkan sikap saling pengertian. Sehingga kasus perceraian rumah tangga di Kota Bandung bias terus menurun pada tahun-tahun mendatang.(*)

Laman: 1 2