Daerah
Antisipasi Bencana La Lina, Bendungan Jatiluhur Mulai Dikosongkan
“Kita sudah menurunkan Tinggi muka air (TMA) Waduk Djuanda kurang lebih 10 meter, dari TMA 101,18 menjadi 91,25 MDPL. Artinya kita sudah menyimpan tampungan banjir yaitu sebesar 1,13 milyar meter kubik,” ungkap Anton.
Ia menambahkan, itu sejalan dengan apa yang diharapkan Mentri PUPR dan menjadi SOP bendungan dalam hal ini Jatiluhur sebagai bendungan terbesar yang ada di Indonesia dan bendungan yang berada di aliran sungai Citarum yang di operasi oleh PJT II Jatiluhur.
“Hal tersebut dilakukan guna mencegah pola hujan yang akan dipengaruhi oleh fenomena cuaca dari La Nina dan puncak musim hujan yang akan terjadi pada beberapa bulan ke depan,” ungkapnya.
Diketahui, da pun tinggi muka air waduk Jatiluhur saat ini 91, 32 MDPL, atau kondisi ini menunjukan debit air di Waduk Djuanda masih aman.
Diperkirakan puncak musim hujan akan terjadi pada akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022. Sehingga wilayah hilir seperti Karawang, Bekasi, DKI Jakarta dan wilayah pantura rawan terjadinya banjir jika debit air di Waduk Jatiluhur.(Gin)